Tanda-Tanda Kiamat? Fenomena Aneh Mulai Muncul di Jakarta!
5 mins read

Tanda-Tanda Kiamat? Fenomena Aneh Mulai Muncul di Jakarta!

Tanda-Tanda Kiamat – Dampak perubahan iklim kini semakin nyata di berbagai tempat, termasuk di Jakarta. Wilayah pesisir Jakarta Utara, seperti Muara Baru, telah mengalami penurunan tanah yang signifikan, salah satu fenomena yang sering dikaitkan dengan perubahan iklim. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi ini saat mengunjungi Tanggul Pantai Muara Baru pada Senin, 4 November 2024.

“Bisa dilihat teman-teman, tingginya permukaan air ini sudah lebih tinggi dibandingkan rumah-rumah yang di sana,” ujar AHY, menggambarkan situasi yang semakin memprihatinkan. Fenomena ini tidak hanya membahayakan infrastruktur dan pemukiman, tetapi juga menjadi peringatan akan pentingnya langkah mitigasi untuk mengatasi ancaman perubahan iklim di wilayah pesisir.

Penurunan Tanah di Muara Baru: Tantangan dan Solusi Jangka Panjang

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan bahwa Muara Baru merupakan salah satu wilayah dengan tingkat penurunan tanah paling parah di Jakarta, dengan estimasi penurunan mencapai 10 cm per tahun. Jika tren ini berlanjut, AHY memperkirakan penurunan tanah di kawasan tersebut bisa mencapai 1 meter dalam 10 tahun ke depan. Kondisi ini menempatkan sekitar 20 ribu masyarakat di wilayah tersebut dalam risiko yang semakin besar, salah satunya adalah banjir rob yang kian sering terjadi.

Menurut AHY, pembangunan tanggul memang bisa menjadi solusi untuk sementara waktu, tetapi tidak dapat sepenuhnya mengatasi tantangan perubahan iklim dan penurunan tanah dalam jangka panjang. “Kita perlu memproyeksikan bagaimana Jakarta dalam 5, 10, atau bahkan 20 tahun ke depan. Apa saja tantangan yang akan kita hadapi, terutama dengan populasi Jakarta yang besar dan padat,” ujarnya. Pemerintah, menurut AHY, perlu merencanakan solusi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan hidup bagi warga yang tinggal di wilayah pesisir ini.

Situasi di Belahan Dunia Lain: Sejarah Manusia Terungkap dari Pencairan Es

Dampak perubahan iklim tidak hanya dirasakan di wilayah pesisir atau daerah padat penduduk seperti Jakarta, tetapi juga mengungkap sejarah yang tersembunyi di belahan dunia lain. Saat es di wilayah pegunungan dan kutub mencair akibat pemanasan global, sebuah “dunia lain” yang tersembunyi di bawah lapisan es selama ribuan tahun kini mulai terlihat.

Tanda “Kiamat” Pemanasan Global

Perubahan iklim yang kian memburuk disebabkan oleh aktivitas manusia, khususnya pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon dioksida (CO₂) dan gas rumah kaca lainnya. Akibatnya, suhu Bumi naik dan menyebabkan pencairan es yang bertahan selama beberapa dekade terakhir. Fenomena ini tidak hanya berdampak negatif, tetapi juga mengungkap warisan sejarah manusia purba yang selama ini tersembunyi.

Penemuan Otzi dan Arkeologi Bongkahan Es

Salah satu penemuan bersejarah yang terungkap akibat pencairan es adalah jasad manusia purba yang dikenal sebagai Otzi. Ditemukan di pegunungan Alpen pada tahun 1991, jasad Otzi terawetkan dengan baik selama ribuan tahun berkat lapisan es yang melindunginya. Penemuan ini memungkinkan para ilmuwan mempelajari material di sekitar Otzi, termasuk serat tanaman, kayu, dan kulit, yang mungkin telah hancur jika tidak terlindung oleh es.

Penemuan Otzi membuka bidang penelitian baru yang dikenal sebagai arkeologi bongkahan es. Melalui arkeologi ini, para ilmuwan dapat mempelajari kehidupan manusia pada zaman Neolitikum di wilayah yang dulunya tertutup es, mengungkapkan informasi berharga tentang kehidupan purba di Pegunungan Alpen dan kawasan-kawasan beku lainnya.

Penemuan Arkeologis dari Pencairan Es di Berbagai Belahan Dunia

Pencairan es di wilayah pegunungan dan kutub tidak hanya mengungkap jasad manusia purba, tetapi juga membawa temuan arkeologis lain yang tersembunyi selama ribuan tahun. Arkeolog telah menemukan jejak kehidupan manusia prasejarah di Eropa, Amerika Utara, dan Asia melalui penelitian pada bongkahan es dan artefak yang muncul akibat pencairan lapisan es.

Perburuan dan Penggembalaan Rusa Kutub di Norwegia

Di Juvfonne, Norwegia, lapisan es yang mencair mengungkap terowongan sepanjang 70 meter, yang menyimpan bukti aktivitas manusia purba sekitar 6.000 tahun lalu. Para arkeolog menemukan jejak manusia yang menunjukkan kegiatan berburu dan menggembalakan rusa kutub di kawasan ini, memberi petunjuk mengenai pola hidup dan teknik berburu manusia pada masa itu.

Artefak Kuno di Pegunungan Rocky

Penemuan lain terjadi di Pegunungan Rocky pada tahun 2007, ketika arkeolog Craig Lee menemukan artefak berusia sekitar 10.300 tahun. Artefak ini adalah sebuah alat untuk melempar anak panah atau lembing yang terbuat dari kayu muda kulit birch. Penemuan ini, yang berasal dari lapisan es tertua yang pernah ditemukan, menunjukkan keterampilan manusia prasejarah dalam memanfaatkan material alami untuk berburu hewan besar.

Artefak Perburuan di Bongkahan Es

Pencairan es telah mengungkapkan berbagai artefak terkait perburuan hewan besar, seperti alat berburu dan senjata primitif, di kawasan es yang dulunya tak terjangkau. Temuan-temuan ini memberikan wawasan mendalam tentang cara hidup manusia prasejarah dan teknik berburu yang mereka gunakan untuk bertahan hidup di lingkungan yang keras.

 

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *