Robot Humanoid Dinilai Belum Berguna meski Sudah Mendapatkan Investasi Triliunan
5 mins read

Robot Humanoid Dinilai Belum Berguna meski Sudah Mendapatkan Investasi Triliunan

loading…

Pendiri iRobot Rodney Brooks memperingatkan bahwa teknologi humanoid belum siap, sementara startup seperti Figure yang bervaluasi USD39 miliar terus menyedot dana ventura. Foto: ist

AMERIKA – Peringatan keras datang dari salah satu figur paling dihormati di dunia robotika, Rodney Brooks, pendiri iRobot.

Dalam esai terbarunya, Brooks membunyikan alarm mengenai potensi gelembung investasi (investment bubble) di sektor robot humanoid.

Miliaran dolar dana ventura yang digelontorkan ke startup seperti Figure dinilai sebagai pertaruhan yang sangat berisiko, didasarkan pada hype alih-alih realita teknis.

Menurut Brooks, masalah fundamental yang belum terpecahkan adalah ketangkasan (dexterity)—kemampuan robot untuk melakukan gerakan motorik halus dengan tangan.

Tanpa kemampuan ini, Brooks berargumen bahwa robot humanoid pada dasarnya tidak akan berguna untuk sebagian besar pekerjaan yang ditargetkan.

Peringatan dari “Bapak Robot” ini bukanlah suara tunggal di tengah padang gurun.

Sejumlah investor ventura (VC) dan ilmuwan AI yang diwawancarai TechCrunch dalam beberapa bulan terakhir mengamini skeptisisme ini, memprediksi bahwa adopsi luas robot humanoid masih membutuhkan waktu beberapa tahun, jika bukan lebih dari satu dekade.

Teknologi robot humanoid menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir, terutama menjelang kemajuan pesat di bidang kecerdasan buatan dan robotika. Namun, nasib dari inovasi ini sering kali dipenuhi pertanyaan dan keraguan, terutama mengenai kelayakannya untuk aplikasi sehari-hari. Meski banyak startup berani menginvestasikan dana besar, skeptisisme tetap menjadi bagian penting dari narasi ini.

Investasi yang terus mengalir ke sektor ini diperparah dengan berbagai laporan dan analisis yang menunjukkan bahwa banyak teknologi yang ditawarkan belum siap untuk digunakan dalam konteks yang diharapkan. Hal ini mendorong beberapa pakar untuk mempertanyakan apakah inovasi robotika akan benar-benar memberikan manfaat yang dijanjikan atau hanya menghasilkan “gelembung” yang rentan terhadap pecah.

Kendala dan Tantangan dalam Pengembangan Robot Humanoid

Salah satu kendala terbesar dalam pengembangan robot humanoid adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis. Brooks dan para ahli lainnya menekankan bahwa robot perlu lebih dari sekadar berfungsi dengan baik; mereka perlu unggul dalam ketangkasan fisik. Hal ini menjadi segmen yang masih jauh dari pencapaian.

Tantangan ini mencakup pengembangan algoritma canggih dan perangkat keras yang dapat memungkinkan robot bergerak dengan cara yang sama seperti manusia, termasuk gerakan halus dan kompleks. Saat ini, banyak prototipe yang masih kesulitan dalam aspek tersebut.

Selain itu, ada pertanyaan mendasar tentang seberapa pintar robot ini dapat beroperasi dalam situasi kehidupan nyata. Banyak yang berpendapat bahwa untuk menjadi benar-benar berguna, robot harus mampu memahami dan merespons dengan tepat terhadap berbagai situasi yang tidak terduga.

Ketidakpastian sekitar penyempurnaan teknologi ini menyebabkan banyak investor merasa skeptis. Mereka menyadari bahwa berinvestasi pada robot humanoid mungkin bukanlah langkah yang aman. Oleh karena itu, investasi yang mengalir deras ke startup ini bisa dipandang sebagai risiko tinggi.

Perspektif Investor dan Ilmuwan tentang Masa Depan Robotika

Beberapa investor dan ilmuwan yang berpengalaman dalam bidang ini berbagi pandangan bahwa adopsi robot humanoid di pasar mungkin memerlukan waktu lebih lama daripada yang diharapkan banyak pihak. Ada yang berpendapat bahwa untuk bisa berfungsi secara efektif, robot harus mampu menjalankan tugas-tugas yang lebih kompleks, dan pencapaiannya dalam waktu dekat sangat diragukan.

Di sisi lain, ada juga investor yang bersikeras bahwa meskipun tantangan ini ada, teknologi tetap berpotensi menjadi sesuatu yang revolusioner di masa depan. Mereka percaya bahwa jika masalah ketangkasan dan pemahaman situasi bisa dipecahkan, teknologi ini dapat mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi.

Dalam konteks ini, kerja sama antara peneliti, insinyur, dan investor akan menjadi penting untuk mewujudkan potensi robot humanoid. Menciptakan ekosistem yang kondusif untuk inovasi dapat membantu mempercepat kemajuan dalam bidang ini. Pertukaran pengetahuan antara berbagai disiplin ilmu juga sangat penting untuk mencapai tujuan akhir.

Namun, semua optimisme ini tetap disertai dengan latar belakang skeptisisme yang berkembang, terutama di kalangan mereka yang pernah melihat kegagalan teknologi baru sebelumnya. Pengalaman tersebut telah membentuk pandangan mereka tentang investasi di sektor robotika.

Implikasi Sosial dan Etika dari Penggunaan Robot Humanoid

Seiring teknologi robot humanoid semakin berkembang, banyak pertanyaan muncul terkait implikasi sosial dan etika dari penggunaannya. Bagaimana manusia akan berinteraksi dengan robot yang semakin mirip dengan mereka? Pertanyaan ini tentunya menjadi bagian penting dalam diskusi penentuan kebijakan di masa depan.

Selain itu, ada kekhawatiran tentang dampak sosial dari penggantian pekerjaan manusia oleh robot. Adanya kecerdasan buatan canggih bisa saja menyebabkan hilangnya banyak kesempatan kerja, yang pada gilirannya menimbulkan ketidakstabilan ekonomi bagi masyarakat.

Meski demikian, beberapa ahli berpendapat bahwa justru robot humanoid dapat menciptakan peluang kerja baru, khususnya dalam pengembangan dan pemeliharaan teknologi itu sendiri. Oleh karena itu, diskusi tentang penerimaan dan regulatorik dalam penggunaan robot harus melibatkan berbagai pihak.

Teori dan praktik berkaitan dengan robotika ini juga harus disimpan dalam konteks kemanusiaan. Bagaimana kita akan mengatur interaksi antara manusia dan mesin menjadi tantangan penting yang harus segera diatasi oleh para pemimpin dan pengambil keputusan di berbagai sektor.