Sisa Umur Matahari Terungkap: Begini Prediksi Kiamat di Bumi!
3 mins read

Sisa Umur Matahari Terungkap: Begini Prediksi Kiamat di Bumi!

Sisa Umur Matahari – Matahari, bintang paling dekat dengan Bumi, saat ini diperkirakan memiliki umur sekitar 5 miliar tahun dan sedang berada dalam fase paruh baya (middle age). Artinya, Matahari telah melalui setengah dari total masa hidupnya sebagai bintang utama.

Menurut para ahli, seiring dengan bertambahnya usia, Matahari akan terus memanas dengan cepat dalam 5 miliar tahun mendatang. Hal ini menandakan bahwa Matahari perlahan-lahan akan kehilangan stabilitasnya dan mulai bertransformasi menuju fase akhir hidupnya, yang diyakini akan berdampak mengerikan bagi kehidupan di Bumi.

Sisa Umur Matahari Terungkap, Kiamat di Bumi Bakal Ngeri

Jika Matahari semakin panas, sistem tata surya akan mengalami perubahan yang besar, dan ini akan berdampak langsung pada Bumi. Salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah melambatnya siklus karbon. Siklus karbon yang terganggu akan menyebabkan banyak tumbuhan tidak mampu bertahan hidup karena kekurangan karbon dioksida, yang merupakan unsur penting dalam proses fotosintesis.

Pada akhirnya, ketika tumbuhan tidak dapat lagi bertahan, Bumi tidak akan bisa menjadi habitat yang layak bagi kehidupan tumbuhan. Tanpa tumbuhan, rantai makanan akan hancur, dan kehidupan di Bumi, termasuk hewan dan manusia, akan mengalami kepunahan besar-besaran. Ilmuwan memperkirakan bahwa peristiwa mengerikan ini dapat terjadi dalam sekitar 600 juta tahun lagi.

Sisa Umur Matahari Terungkap, Kiamat di Bumi Bakal Ngeri

Mikroba yang mampu beradaptasi dengan perubahan drastis di Tata Surya pun akan menghadapi kondisi yang semakin sulit. Dalam 1 miliar tahun ke depan, suhu Matahari diprediksi akan meningkat sekitar 10% dibandingkan dengan saat ini. Kenaikan suhu ini akan menyebabkan perubahan besar pada iklim Bumi dan memperparah efek rumah kaca, yang pada akhirnya tidak bisa lagi dikendalikan.

Dengan peningkatan efek rumah kaca yang tak terkendali, lautan di Bumi akan mulai menguap, menyebabkan kekeringan yang menyeluruh. Lambat laun, Bumi akan bertransformasi menjadi seperti planet Venus—sebuah planet dengan suhu yang sangat ekstrem hingga mampu melelehkan semua benda di dalamnya. Ketika waktu tersebut tiba, kondisi Bumi akan sangat keras dan tidak lagi mampu mendukung kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Sisa Umur Matahari Terungkap, Kiamat di Bumi Bakal Ngeri

Ketika Matahari semakin mendekati akhir masa hidupnya, perubahan besar akan terjadi pada sistem tata surya. Menurut laporan IFL Science, “Bumi dan Mars kemungkinan akan berputar masuk ke Matahari, sementara planet lainnya akan terdorong ke luar.” Kondisi ini akan membuat Bumi dan Mars lenyap karena terbakar oleh Matahari yang kian memanas.

Pada akhirnya, Matahari akan meleburkan semua lapisan intinya, menyebabkan terjadinya ledakan besar yang kemudian akan menghasilkan objek bintang baru yang disebut ‘White Dwarf’ atau katai putih. White Dwarf ini adalah sisa dari Matahari setelah kehilangan sebagian besar massanya dan energi panasnya. Namun, White Dwarf tidak lagi memiliki cukup massa untuk mempertahankan planet-planet yang tersisa dalam sistem tata surya, sehingga tata surya pun kehilangan ikatannya dan menjadi kacau.

Sisa Umur Matahari Terungkap, Kiamat di Bumi Bakal Ngeri

Ilmuwan memperkirakan bahwa planet yang tersisa setelah Matahari memasuki fase akhir hidupnya nantinya hanya tinggal Jupiter. Simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa fenomena ini akan terjadi dalam 30 miliar tahun ke depan, sementara tiga planet lainnya diperkirakan akan musnah dalam 10 miliar tahun.

Jupiter, sebagai planet terakhir yang bertahan, mungkin akan ada cukup lama. Namun pada akhirnya, Jupiter pun akan terdorong keluar dari sistem tata surya dan melebur dengan bintang lain. Berdasarkan simulasi, planet terakhir dalam sistem tata surya ini diperkirakan akan keluar dari tata surya dalam jangka waktu 100 miliar tahun. Durasi ini jauh lebih lama ketimbang usia alam semesta yang saat ini diperkirakan berusia sekitar 13,8 miliar tahun.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *